Kualitas sumberdaya manusia menjadi tantangan yang mendasari beberapa persoalan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kudus. Poin tersebut dirumuskan oleh BUMDes peserta pelatihan dan pendampingan dari PT Djarum melalui mitra Perkumpulan Desa Lestari dan Lokadata. BUMDes kerap menemui tantangan komitmen, kapasitas dan ketersediaan personal sebagai sumber daya manusia. Ada pengelola yang punya kapasitas tapi komitmennya lemah. Ada juga pengelola yang punya komitmen tetapi kapasitasnya kurang. Ada juga desa yang mempunyai sumber daya manusia yang unggul tetapi tinggal dan mengabdi di luar daerah. Tantangan tersebut memotivasi Perkumpulan Desa Lestari dan Dinas PMD untuk menginisiasi pendirian wadah komunikasi BUMDes.
Bersamaan dengan momentum pembekalan direktur BUMDes oleh Dinas PMD 17 September 2024 lalu dengan dihadiri 90 BUMDes, Forum Komunikasi BUMDes Kudus berdiri. Selain dengan Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Dinas PMD, Eko Sujatmo selaku Manajer Program Perkumpulan Desa Lestari Kudus juga telah berkoordinasi dengan Tenaga Ahli Pendamping Desa dalam konsep inisiasi pembentukan forum.
Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Dinas PMD, Lilieq Ngesti Widyasuryani, mengatakan bahwa pembinaan terhadap Forkom BUMDes Kudus oleh instansinya dilakukan sesuai regulasi yang berlaku. Lebih lanjut, Lilieq menjelaskan Forkom BUMDes Kudus yang nantinya akan menginduk organisasi pada Forkom BUMDes Jawa Tengah di awal akan difasilitasi Dinas PMD dalam pertemuan rutin dengan tujuan untuk membangun motivasi awal pengurus dan anggotanya.
“Jika nanti sudah menginduk pada Forkom (BUMDes) Jawa Tengah, Forkom (BUMDes) Kudus bisa membawa bisnis BUMDesnya menembus pasar internasional,” tambah Lilieq. Selain membidik perluasan jaringan di luar Kudus, Lilieq juga optimis jika Forkom BUMDes Kudus bisa memajukan BUMDesnya melalui jaringan 900 lebih perusahaan yang ada di Kudus. Dinas PMD Kudus mengamanahkan agar Forkom BUMDes bisa menunjukkan eksistensinya dalam mengorganisir kegiatan peringatan hari BUMDes yang diadakan disetiap tanggal 2 Februari.
Menurut Ali Ismanto selaku koordinator Forkom BUMDes Kudus, dalam waktu dekat Forkom akan membuat kegiatan belajar bersama usaha budidaya ternak dengan narasumber ahli peternakan sekaligus pengusaha pakan ternak. Kemudian, setelah Forkom menyusun dan menyepakati AD/ART akan melakukan kunjungan silaturahmi ke semua desa anggota, pengusaha dan bupati Kudus.
Ali menjelaskan bahwa fokus utama Forkom BUMDes adalah penguatan SDM karena saat ini tantangan terbesar BUMDes yaitu mencari SDM yang memiliki kapasitas dan komitmen. Ali juga berpendapat bahwa BUMDes akan sulit berkembang kalau tidak ada dukungan dari pemerintah desa, kabupaten maupun pusat.
Mengenai kualitas SDM, Ali memilik sudut pandang tersendiri. “Umumnya SDM BUMDes yang bagus menerima gaji di atas lima ratus ribu rupiah. Ada juga direktur dan staf BUMDes yang bergaji di atas dua juta rupiah yang kesemuanya punya jam tetap di kantor,” ungkapnya. Oleh karena itu, jika desa bisa memberikan tambahan penyertaan modal maka Forkom BUMDes akan mendorong BUMDes agar memberi gaji yang bisa mengikat komitmen pengurus dan pegawainya.
Ali menambahkan, untuk mengembangkan organisasi Forkom BUMDes membutuhkan SDM profesional multi bidang yang mendukung. SDM yang dibutuhkan tersebut di antaranya ahli di bidang akuntansi keuangan, perizinan, hukum dan bisnis akan direkrut dari BUMDes-BUMDes anggota.
Sebagai mantan ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) wilayah Kudus, Ali ingin mempertemukan Forkom dengan mitra-mitra HIPMI. Menurutnya, Hal itu dilakukan untuk melebarkan sayap kerjasama bisnis dan organisasi Forkom. Bahkan, Ali mengusahakan agar Forkom BUMDes Kudus bisa juga memperoleh dana kegiatan dari Rumah BUMN. Menceritakan pengalamannya, Ali menyebutkan bahwa ia telah mengadakan banyak pelatihan calon pengusaha muda dengan memanfaatkan dukungan Rumah BUMN.
Selain memiliki koordinator, Forkom BUMDes Kudus memiliki 1 orang sekretaris umum, 1 orang bendahara, dan 6 orang yang bertugas di divisi pengelolaan pengetahuan, advokasi, inovasi, informasi dan humas. Sembilan orang tersebut mewakili Sembilan kecamatan yang ada di Kudus. Kesembilan orang pengampu Forkom BUMDes ini menjadi tumpuan sinergi semua pihak untuk menjawab tantangan BUMDes di Kudus.
Eko selaku Manajer Program Perkumpulan Desa Lestari Kudus berharap forum yang juga menyepakati pembentukan pengurusnya tersebut bisa memberikan manfaat untuk anggotanya. Selain itu, Eko menginginkan agar Ali bisa mengadopsi pola organisasi yang diterapkan oleh HIPMI. Menurut Eko, langkah inisiatif yang sudah dibuka jalannya yaitu kerjasama pengetahuan antara Forkom BUMDes dengan kampus yang ada di Kudus.
Sebagai salah satu penginisiasi Forkom BUMDes Kudus, Lilieq berharap Forkom BUMDes akan menjadi institusi mandiri yang bisa menemukenali dan mengembangkan potensi desa untuk kesejahteraan desa-desa anggotanya. Lilieq juga mengharapkan Forkom BUMDes menjadi ruang kolaborasi bisnis antar desa dan mengembangkan jenis usaha baru di desa.
“Semoga forum ini bisa menjadi penyemangat sekaligus media bertukar informasi dan pengalaman di antara BUMDes-BUMDes anggota.” Tutup Ali. (LSY)

