Skip to content

Liputan

Dapat Respon Positif, Penerapan Agroforestri Berkelanjutan Perlu Diperluas Lagi
30 August 2024
Membangun Desa, Perangkat Desa dan Masyarakat Perlu Bersinergi
03 June 2024
Mengurangi Deforestasi, Pemerintah Desa dan Kabupaten Bisa Berkolaborasi
03 May 2024

Cerita Perubahan

Desa Sejahtera Astra Mahakam Ulu: Naiknya Pamor Kakao dan Wawasan Masyarakat
09 September 2025
Perjalanan Desa Jati Kulon dalam Mengelola 6 Ton Sampah Setiap Hari
06 August 2025
Inisiasi Desa dalam Adaptasi Perubahan Iklim Melalui Perlindungan Kearifan Lokal
22 May 2025

Tingkatkan Pengetahuan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan BUMDes, PDL Adakan ToT

Peserta ToT bersama narasumber Akhmad Priharjanto dan Andy P. Hamzah (sumber: dokumentasi lembaga)

Kudus (17/03) – Perkumpulan Desa Lestari mengadakan Training of Trainer (ToT) Akuntansi dan Pelaporan Keuangan BUMDes bagi Pelaksana Program Asistensi Teknis Pengembangan Kapasitas BUMDes di Kabupaten Kudus. Kegiatan ini ditujukan bagi staf program dari Perkumpulan Desa Lestari dan Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat (TAPM) sebanyak 12 orang pada Selasa-Kamis (14-16/03) di Hotel @Home, Kudus, Jawa Tengah.

ToT bertujuan meningkatkan pengetahuan tentang akuntansi dan pelaporan keuangan BUMDes setelah Menteri Desa PDTT mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 136 Tahun 2022 tentang Pedoman Akuntansi Keuangan BUMDes yang mulai efektif berlau sejak Januari 2023 lalu. Selain itu, juga mengingat bahwa peran akuntansi cukup penting dalam menyusun laporan keuangan dan keberlangsungan BUMDes.

“Akuntansi itu proses untuk menyusun laporan keuangan. Apalagi BUMDes adalah entitas bisnis yang memang harus menerapkan prinsip-prinsip akuntansi dalam pencatatan dan pelaporan keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik,” ucap Manajer Program Asistensi Teknis Pengembangan Kapasitas BUMDes Kabupaten Kudus Eko Sujatmo.

Narasumber ToT Andy P. Hamzah menambahkan bahwa pelaporan keuangan berdasarkan akuntansi yang baik mampu mewujudkan tujuan BUMDes, yaitu berkontribusi dalam mensejahterakan kehidupan masyarakat desa.

“BUMDes harus tumbuh supaya bisa memberikan kontribusi yang luar biasa dan harus going concern. Salah satu aspek yang menjadi pondasi dari supaya usaha BUMDes going concern yaitu pertanggungjawaban, berupa pelaporan keuangan. Perlu didorong adanya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan BUMDes. Sehingga nantinya stakeholders, baik pemilik maupun masyarakat, bisa mendapatkan keyakinan bahwa pengelolaannya sudah baik. Sehingga tujuan didirikannya BUMDes bisa tercapai,” terang Andy.

Selama tiga hari, peserta belajar tentang akuntansi, teknik penjurnalan, sistem akuntansi BUMDes, dan proses bisnis aplikasi akuntansi berbasis Excel. Peserta juga melakukan praktik menyusun laporan keuangan, baik secara manual maupun secara modern berbasis Excel.

Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Moh. Ali Khomsin mengaku sebelumnya sudah memakai metode manual dan pengisian digital dalam menyusun laporan keuangan. “Kalau digital pakai aplikasi Myob tapi berbayar. Versi gratis hanya bisa diakses selama 15 hari jadi tidak bisa dipakai dalam jangka waktu panjang.” Katanya. Ali juga memakai Excel, dan menurutnya lebih mudah diakses karena tidak berbayar.

Staf Pelaksana Program PDL Nur Wahyumiani menyambut baik dan antusias kegiatan ini, “Menambah pengetahuan dari pelaporan keuangan karena sebelumnya belum tahu. ToT ini sebagai pembelajaran juga dari materi-materi yang baru,” ujar Nur.

Ali berharap setelah ToT selesai ada small group untuk belajar kelompok sebagai tindak lanjut ToT. Menanggapi hal tersebut, Eko berencana hendak membuat forum bersama untuk melanjutkan konsultasi secara online dengan narasumber.

“Harapannya pengetahuan ini bisa ditularkan ke semua BUMDes di Kabupaten Kudus yang sudah punya usaha berjalan mampu menyusun atau menerapkan pelaporan keuangan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Kementerian Desa.” kata Eko. (LA)